Giliran Surakarta dan Solo pelajari SKOI

Pengelolaan hingga pembinaan yang dibangun Pemprov Kaltim melalui Dispora Kaltim untuk mencetak atlet muda berbakat dan berprestasi sejak dini hingga saat ini semakin menjanjikan melalui Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI). Terbukti pada PON XIX di Jawa Barat baru-baru ini atlet dan alumni SKOI mampu menyumbang medali sebanyak 24 keping medali terdiri dari 5 emas, 9 perak dan 10 perunggu.

Berkaca dari hasil yang telah diraih Pemprov Kaltim melalui pembinaan dan pengelolaan SKOI Kaltim, ternyata membuat para Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia berniat untuk belajar maupun berkunjung ke Kaltim khususnya ke SKOI Kaltim, tak terkecuali yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta atau Kota Solo baru-baru ini, guna mengetahui bagaimana pengelolaan dan pembinaan yang dilakukan manajemen SKOI hingga mampu membangun prestasi yang terus semakin baik.

Kunjungan Pemkot Surakarta dipimpin Sekretaris Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Surakarta Ariyo Wijiandoko yang turut didampingi Ketua DPRD Surakarta dan Ketua Komisi III, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Surakarta serta KONI Surakarta. Termasuk sejumlah Kepala Sekolah di Pemkot Surakarta.

“Ada 30 orang yang mengikuti rombongan kunjungan tersebut. Kunjungan ini berdasarkan reperensi yang telah mereka terima dari berbagai pihak. Bahkan, kunjungan ini sesuai arahan Walikota Surakarta yang sangat komitmen untuk pembinaan atlet muda, khususnya melalui Sekolah Khusus Olahragawan (SKO),” kata Kepala Dispora Kaltim Fachruddin Djaprie didampingi Kepala UPTD SKOI Kaltim Agustianur, ketika dikonfirmasi di Kantor Dispora Kaltim, Kamis (6/10).

Sebelum berkunjung ke Kaltim, Pemkot Surakarta juga berkunjung ke SKO Ragunan Jakarta. Ternyata, menurut Pemkot Surakarta, sistem dan infrastruktur serta pengelolaan yang dilakukan Pemprov Kaltim melalui SKOI jauh lebih baik. Contoh, sarana dan prasarana yang dimiliki SKOI Kaltim jauh lebih baik dari SKO Ragunan.

“Mereka berharap konsep yang dibangun SKOI Kaltim dapat menjadi catatan untuk dipelajari di Surakarta dalam membangun SKO. Baik struktur organisasi hingga pengelolaan dan pembinaan SKOI Kaltim mereka nilai lebih baik. Apalagi, pembinaan tersebut telah terbukti memberikan kontribusi besar bagi daerah,” jelasnya.

Fachruddin mengatakan, sebelum Pemkot Surakarta, SKOI Kaltim juga telah dikunjungi berbagai Pemerintah Provinsi di Indonesia, antara lain yaitu Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur bahkan Gubernur Sulawesi Tengah pernah berkunjung ke SKOI Kaltim.

“Jadi, Pemkot Surakarta satu-satunya Pemerintah Kabupaten/Kota yang baru berkunjung ke SKOI, selebihnya adalah Pemerintah Provinsi. Kondisi ini menunjukkan bahwa SKOI Kaltim sudah dikenal di Indonesia dan tentu keberadaan SKOI diyakini mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Karena mereka yang berkunjung bukan hanya sekedar berkunjung tentu menginap dan membeli souvenir asal Kaltim, dengan begitu perputaran uang di Kaltim semakin meningkat,” jelasnya.(jay)